MATA
KULIAH BAHASA INDONESIA
Dosen
: Dany Ardhian, S.Pd, M.Hum
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Feature sering dipandang sebelah mata,
ditempatkan sebagai tambahan
pada halaman media masa. Feature
dianggap sebagai berita ringan dan dianggap tidak penting. Hal ini karena
sebagian jurnalis menulis Feature
secara asal-asalan dengan dukungan
data seadanya, tanpa analisis, pengembangan konteks dan latar belakang. Feature benar-benar menjadi sebuah
berita yang tidak
begitu diperhatikan karena hanya berbicara pada aras
permukaan, tanpa kedalaman, tanpa alur dan narasi. Tidak mengherankan bila
kemudian feature yang demikian ini
sewaktu-waktu bisa digusur oleh jenis berita lain atau bahkan oleh sepotong
iklan.
Di
sisi lain, feature menjadi alat
penting bagi surat kabar untuk bersaing dengan media elektronika. Lihat saja
sejumlah media lokal di Jawa Timur seperti Jawa Pos, Surya, dan Surabaya News.
Setiap hari para redaktur menurunkan tulisan feature. Feature
menyajikan sisi berbeda terhadap berita rutin yang selalu mengisi kolom media.
Jenis tulisan ini dapat membuat pembaca tertawa, sedih, marah, bahkan menangis
haru.
Feature adalah tulisan hasil reportase
(peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa yang bersifat memberikan informasi,
mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau empati pembaca.
Penulisan ini tidak terikat oleh 5W + 1H dan tidak terikat waktu. Berbeda
dengan berita langsung, Feature
dipandang tidak harus sesegera mungkin disampaikan kepada pembaca.
Penulisan feature itu lebih santai dan fleksibel.
Selain itu, feature lebih bersifat
subyektif (tersirat opini atau sudut pandang penulis) sehingga opini itu
tersamar dalam pelukisan suasana, penggunaan contoh-contoh, serta penyertaan
narasumber pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya. Oleh
karena itu, sesungguhnya feature merupakan
sebuah cerita faktual, tetapi
bukan cerita fiksi. Makalah ini akan menjelaskan mengenai pengertian, fungsi, ciri-ciri,
sifat, jenis, struktur, cara menulis feature,
contoh feature serta analisa feature.
BAB
2. ISI
2.1
Pengertian
Feature adalah informasi yang dianggap
penting dan menarik, tentang suatu kejadian yang menyangkut manusia, benda,
atau keduanya. Kejadian itu baru, sedang atau akan terjadi, serta dianggap
perlu untuk disampaikan kepada pembaca. Berbeda dengan berita langsung, berita
kisah dipandang tidak harus sesegera mungkin disampaikan kepada pembaca. Berita
kisah lebih bertujuan untuk menjelaskan duduk perkara kejadian itu lebih rinci (Pasaribu, 1995).
Menurut Asep (2013) Feature
merupakan bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya
deskriptif sehingga bisa membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang
sesungguhnya kepada pembaca. Feature
bukan karya fiksi, tapi karya jusnalistik, sehingga featur harus memiliki satu
makna, tidak seperti karya sastra yang maknanya tergantung pada pembaca. Feature juga disebut karya “sastra
jurnalistik” karena sangat bertumpu pada kekuatan deskripsi yakni mampu
mengambarkan situasi dan suasana secara rinci, hidup, berkeringat (basah),
beraroma, membuka pintu akal, membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga
imajinasi pembaca terbawa ke tempat peristiwa.
2.2
Fungsi
Feature
memiliki fungsi antara lain:
a. Melengkapi
sajian berita langsung (straight news).
b. Pemberi
informasi tentang suatu situasi atau peristiwa yang terjadi.
c. Penghibur
dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan.
d. Wahana
pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan atau peristiwa.
e. Sarana
ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi khalayak.
2.3
Ciri-ciri
Feature memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Mengandung segi
human interest
Tulisan feature memberikan
penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi atau menghibur,
memunculkan empati dan keharuan (menyentuh rasa manusiawi).
b. Mengandung unsur sastra
Satu hal penting dalam sebuah feature adalah mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya,
tulisan feature mirip dengan sebuah
cerpen atau novel (bacaan ringan dan menyenangkan) namun tetap informatif dan
faktual. Oleh karena itu, seorang penulis feature
pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita.
c.
Lengkap
Sebuah feature disebut
lengkap bila menyatukan bagian-bagian fakta dari suatu peristiwa, dan memadukan
jalan pikiran penulisnya dalam bagian pendahuluan, rincian atau uraian , dan
kesimpulan atau penutup (punch).
d.
Melawan Kebasian (Tahan Lama)
Feature dapat
menjadi alat ampuh melawan kebasian
berita. Berita hanya berumur 24 jam. Feature
membuat sebuah berita menjadi menarik kembali dan tetap aktual.
e.
Nonfiksi
Feature merupakan
pengungkapan fakta-fakta yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan memebrikan
gambaran yang jelas dan utuh kepada pembaca mengenai suatu peristiwa atau suatu
objek.
f. Bagian
dari Media Massa
Sebuah feature harus
disajikan dalam media massa, baik cetak (surat kabar, majalah dan buletin)
maupun elektronik (televisi, radio, web dan blog)
g. Panjang
tak Tentu
Belum ada ketentuan mengenai panjang pendeknya sebuah feature, sehingga tulisan feature sangat bervariasi tergantung
penulisnya. Panjang pendeknya sebuah feature
tergantung pada penting tidaknya peristiwa, menariknya aspek yang diungkap, dan
bagaimana penulis berusaha mewarnai feature
sehingga memikat dari awal sampai akhir.
2.4
Sifat-sifat Feature
a. Kreatif
Feature
membutuhkan kreativitas penulis dalam mencari objek tulisan yang khas,
kadang-kadang berupa peristiwa biasa yang belum pernah atau jarang terungkap.
b. Variatif
Sebuah feature ditulis dengan gaya penulisan
yang variatif dan mampu membangkitkan imajinasi pembacanya. Diksi atau pilihan
kata, komposisi atau rangkaian kata-kata, kalimat dan paragrafnya, dari
fakta-fakta yang diperoleh ditulis tidak monoton, hidup dan variatif.
c. Subjektif
Feature
bersifat subyektif. Yakni sangat tergantung sudut pandang, wawasan,
intelektual, ketrampilan, dan karakter penulisnya.
d. Informatif
Feature
membantu pembaca dengan memperjelas suatu keadaan untuk merasakan gambaran dari
suaru kejadian. Nilai informatif feature
berbeda dengan berita langsung.
2.5
Jenis jenis Feature
a. Feature
profil/tokoh/biografi
Kisah seorang tokoh, sekelompok
orang atau lembaga , sepak terjang, motivasi, pandangan, wawasan serta kerangka
berfikirnya. Biasanya terkait dengan suatu peristiwa yang dilakukan/melibatkan
sang tokoh. Contoh:
Titah Sang Walikota.
b. Feature
sejarah
Mengungkap
apa yang pernah terjadi di masa silam. Ditulis dengan cantolan berita masa kini
atau kebaruan. Contoh: Kena
Lumpur Lapindo, Puluhan Warga Mengungsi Lagi.
c. Feature
perjalanan/petualangan
Kejadian
unik dan menarik seseorang, sekelompok orang atau lembaga, baik dalam
perjalanan, ekpedisi, percobaan, kecelakaan, dan sebagainya. Contoh: Ada Pelanggaran Sepeda Motor,
Tukang Ojek Pun Bandel Lewat Trotoar.
d. Feature
terkait peristiwa musiman
Mengisahkan
aspek dari suatu peristiwa rutin, musiman (lebaran, natal, tujuh belasan, dan
lain-lain). Contoh: Libur
Natal dan Tahun Baru, Penumpang KAI Diprediksi Meningkat 4 persen.
e. Feature
penjelasan/latar belakang
Menjelaskan
latar belakang suatu peristiwa yang baru terjadi dan sudah diberitakan. Contohnya
: Pengunduran
Andi Malarangeng, Bupati Garut.
f. Feature
kiat Keahlian/Keterampilan (Bagaimana cara melakukan sesuatu)
Memaparkan
kepada pembaca bagaimana sesuatu itu dilakukan atau dibuat. Misalnya : cara
membuat layangan, cara downloada ringtone, resep makanan, merawat mesin motor.
Isinya tips-tips. Contoh: Teknik
Rias Wajah agar Hidung Lebih Mancung.
g. Feature
Kemanusiaan
Mengisahkan
kejadian yang menyentuh perasan tentang orang, kejadian, dll. Membuat pembaca merenung
dan mendapat hikmah/pembelajaran atau inspirasi. Misalnya: Relawan yang dikirim ke Palestina, Perjuangan mbah Daus, Para Penggali Emas di Pongkor.
h. Feature
tentang mode/tren
Mengungkapkan
kisah gaya hidup atau kebiasaan manusia yang berubah. Misalnya: tren
bersepeda ke sekolah, tren punya ponsel lebih dari satu, tren pacaran
yang meresahkan, kontes hijabers, dan lain-lain. Contoh: Alasan Mengapa Patah Hati Sebabkan Rambut
Rontok dan Malas Makan.
i. Feature
Ilmiah (Science report)
Feature
mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai oleh kedalaman pembahasan
dan objektivitas pandangan yang dikemukakan, menggunakan data dan informasi
yang memadai. Feature ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat dimuat di majalah teknik, komputer, pertanian,
kesehatan, kedokteran, dll. Bahkan surat kabar pun sekarang memberi rubrik Science Feature. Contoh:
Menguak Tabir Awan.
2.6
Struktur dan Cara Menulis Feature
Sebagian besar penulis feature tetap menggunakan penulisan
jurnalistik dasar, karena penulis memahami
bahwa teknik-teknik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Akan tetapi
apabila terdapat aturan yang mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan suatu
cerita, ia segera menerobos aturan itu.
Struktur tulisan feature disusun seperti kerucut terbalik
yang terdiri dari lead, jembatan di antara lead dan tubuh, tubuh tulisan dan
penutup. Bagian atasnya berupa lapisan lead dan jembatan yang sama penting, dan
bagian tengahnya berupa tubuh tulisan yang makin ke bawah makin tidak begitu
penting. Bagian bawahnya berupa alenia penutup yang bulat.
a.
Lead
(teaser)
Kunci penulisan feature yang baik terletak pada paragraf
pertama, yaitu lead (penarik perhatian). Mencoba menangkap minat pembaca tanpa
lead yang baik sama dengan menangkap ikan tanpa umpan. Lead feature berisi hal yang paling penting
untuk mengarahkan perhatian pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut
pandang dimulainya penulisan. Beberapa contoh lead Menurut Pasaribu (2011), yakni:
a) Lead Ringkasan
Awal kalimat dengan menggunakan
sebuah fakta yang berupa sebuah kesimpulan dari sebuah rangkaian peristiwa. Contoh:
“Ini satu lagi kasus peninggalan orde-baru, yang mampu menyayat-nyayat hati
rakyat Aceh, DOM…!”.
b) Lead Bercerita
Lead ini paling disukai penulis fiksi, novel atau
cerita pendek. Tekniknya adalah dengan menciptakan suatu suasana dan membiarkan
pendengar menjdi tokoh utama. Hasilnya pendengar akan merasa kehausan bila
cerita kita menyajikan tentang seseorang yang tengah kehausan di padang pasir,
atau suasana seram ketika kita bercerita tentang sesuatu yang menakutkan.
Contoh
: “Bau
amis darah masih membekas disetiap sudut bangunan yang kini tinggal
puing-puing, sementara asap masih mengepul dari bongkahan kayu dan bata,
runtuhan gedung hotel yang habis dilalap si jago api tadi malam”.
c) Lead Deskriptif
Menciptakan gambar dalam pikiran pendengar atau
mampu membangkitkan Theatre of mind, suatu tokoh. Lead ini cocok untuk feature yang menampilkan profil/human
interest. Contoh: “Wajah obama bin laden, sama sekali tidak mengesankan bahwa ialah orang nomor satu incaran dari
berbagai Negara”.
d)
Lead
Pertanyaan
Salah satu sifat yang dimiliki manusia adalah
keinginan untuk mengetahui segala sesuatu dengan bertanya. Inilah yang membuat
teras pertanyaan ini menarik. Teras pertanyaan biasanya bernada skeptis,
mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang telah diterima, dan
mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Teras ini merangsang
keingintahuan pembaca dengan menyodorkan pertanyaan kreatif, menggelitik,
merangsang rasa ingin tahu pembaca.
Contoh:
“Benarkah krisis
betul-betul mendera segala lapisan masyarakat? Indonesia disebut mengalami
krisis namun mobil-mobil keluaran terbaru selalu laris manis”.
e)
Lead
Perbandingan Model
ini berbentuk perbandingan. Penulis membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain. Obyek perbandingan penulis bisa manusia, tempat, suasana hati,
karakteristik dan seterusnya. Contoh: “Sepuluh tahun lalu kota yang dikelilingi
bukit-bukit dan seakan dipangku oleh sebuah gunung itu terasa sejuk. Udaranya
segar sekali. Pohon-pohon besar, dan hutan lindung yang mengelilinginya membuat
hujan sangat sering datang menyambangi. Kini, tatkala pabrik-pabrik merambah,
tatkala alat-alat transportasi penduduk berseliweran memadati jalan-jalan kota
yang dulu cukup lengang, cuaca di kota itu pun berubah total: panas menyengat,
membuat gerah warganya”.
f)
Lead
Kutipan Kutipan
yang bermakna dan pendek bisa membuat teras menarik, terutama kutipan orang
yang terkenal atau kata-kata bijak. Kutipan yang dipakai biasanya berupa
pernyataan yang tidak lazim, memotivasi, kontroversial, atau mengundang tanya. Contoh: "Beri aku 10 pemuda,
karena dengan mereka aku akan mengguncangkan dunia." Demikian penggalan
pidato yang pernah dilontarkan oleh Soekarno untuk menggugah semangat
pemuda-pemudi negeri ini sekaligus menunjukkan bagaimana pentingnya peran
pemuda dalam mengubah peradaban dunia.
g)
Lead
Menuding Dalam
model ini, penulis berkomunikasi langsung dengan pembaca. Ciri-ciri teras ini
adalah ditemukannya kata "Anda" yang disisipkan pada paragraf pertama
atau di tempat lain. Keuntungannya jelas. Pembaca menjadi bagian cerita.
Penyusunan kata-katanya melibatkan Anda dalam cerita itu. Contoh: Bila Anda punya nama
"kodian", harap hati-hati. Salah-salah Anda kena cekal, tak boleh ke
luar negeri.
h)
Lead
Penggoda Teras
penggoda ini adalah cara untuk "mengelabui" pembaca dengan bergurau.
Tujuan utamanya menggaet perhatian pembaca dan menuntunnya supaya membaca
seluruh cerita. Kalimat atau kata-kata dalam teras ini biasanya berupa
teka-teki agar pembaca penasaran untuk terus membaca. Contoh: Angka yang
ditunggu-tunggu itu keluar juga: sekitar 50.
i)
Lead
Stakato Teras
yang baik bisa menciptakan "mood". Suasana dibuat seakan licin, halus
sehingga enak untuk memasuki alinea berikut. Salah satu cara yang bisa
digunakan adalah dengan menempatkan ungkapan ekspresi atau frasa pembuka yang
terkesan menggantung, terputus atau belum selesai. Contoh: Minggu. Saat untuk membuat
segalanya berhenti.
j)
Lead
Nyentrik Merasa
tidak puas dengan teras yang "begitu-begitu" saja, ada penulis
feature yang mencoba membuat teras yang, bukan saja tidak lazim, tetapi sungguh
aneh. Tujuannya, apalagi kalau bukan memikat pembaca. Contoh: Hijau sayuran Putihlah susu
Naik harga makanan Ke langit biru.
k)
Lead
Gabungan Di
surat kabar sering ditemukan teras yang merupakan gabungan dari dua atau tiga
teras, dengan mengambil unsur terbaik dari masing-masing teras. Teras ini
dibuat untuk memperoleh efek ganda yang lebih dramatis. Teras kutipan sering
digabungkan dengan teras deskriptif.
Contoh:
"Bukan salahku bahwa aku belum mati sekarang," kata Fidel Castro
dengan senyum lucu.
b.
Jembatan (transisi)
Jembatan bertugas
sebagai perantara antara lead dan tubuh. Hal ini berfungsi untuk melukiskan
identitas dan situasi dari hal yang akan diceritakan. Tubuh feature berisi situsi dan proses
disertai penjelasan mendalam tentang mengapa dan bagaimana. Pada human interest
feature, situasi yang dituturkannya
disertai pendapat atau pandangan yang subyektif dari penulisnya mengenai situasi
yang diutarakan. Tetapi pada bentuk feature
ilmiah populer situasi dan proses yang dituturkan tidak disertai pendapat
subyektif, melainkan tetap dipertahankan keobyektifitasan pandangannya.
c. Penutup
Penutup feature berupa alenia berisi pesan yang
mengesankan. Suatu Feature memerlukan
penutup karena:
a. Menulis feature hampir tak ada alasan untuk
terburu-buru dari segi proses redaksionalnya. Editor tidak lagi harus asal
memotong dari bawah. Ia punya waktu cukup untuk membaca naskah secara cermat
dan meringkasnya sesuai dengan ruangan yang tersedia. Bahkan feature yang dibatasi deadline
diperbaiki dengan sangat hati-hati oleh editor, karena ia sadar bahwa
kebanyakan feature tak bisa asal
dipotong dari bawah. Feature
mempunyai penutup (ending) yang ikut menjadikan tulisan itu menarik.
b. Ending bukan muncul
secara tiba-tiba, akan tetapi lazimnya merupakan hasil proses penuturan di
atasnya yang mengalir. Ingat bahwa seorang penulis Feature pada prinsipnya adalah tukang cerita. Ia dengan hati-hati
mengatur kata-katanya secara efektif untuk mengkomunikasikan ceritanya.
Umumnya, sebuah cerita mendorong untuk terciptanya suatu
"penyelesaian" atau klimaks. Penutup tidak sekadar layak, tapi mutlak
perlu bagi banyak feature. Karena itu
memotong bagian akhir sebuah feature,
akan membuat tulisan tersebut terasa belum selesai.
Beberapa jenis penutup:
a) Penutup
ringkasan. Penutup ini bersifat ikhtisar, hanya mengikat ujung-ujung bagian
cerita yang lepas-lepas dan menunjuk kembali ke lead.
b) Penyengat.
Penutup yang mengagetkan bisa membuat pembaca seolah-olah terlonjak. Penulis
hanya menggunakan tubuh cerita untuk menyiapkan pembaca pada kesimpulan yang
tidak terduga-duga. Penutup seperti ini mirip dengan kecenderungan film modern
yang menutup cerita dengan mengalahkan orang "yang baik-baik" oleh
"orang jahat".
c) Klimaks.
Penutup ini sering ditemukan pada cerita yang ditulis secara kronologis. Ini
seperti sastra tradisional. Hanya saja dalam feature, penulis berhenti bila penyelesaian cerita sudah jelas, dan
tidak menambah bagian setelah klimaks seperti cerita tradisional.
d) Tak
ada penyelesaian. Penulis dengan sengaja mengakhiri cerita dengan menekankan
pada sebuah pertanyaan pokok yang tidak terjawab. Selesai membaca, pembaca
tetap tidak jelas apakah tokoh cerita menang atau kalah. Ia menyelesaikan
cerita sebelum tercapai klimaks, karena penyelesaiannya memang belum diketahui,
atau karena penulisnya sengaja ingin membuat pembaca tergantung-gantung.
Seorang penulis harus
dengan hati-hati dalam menilai ending-nya, menimbang-nimbangnya apakah penutup
tersebut merupakan akhir yang logis bagi cerita itu. Bila merasakan bahwa
ending-nya lemah atau tidak wajar, ia cukup melihat beberapa paragraf
sebelumnya, untuk mendapat penutup yang sempurna dan masuk akal
Tahapan dalam menulis feature yakni: melakukan pengamatan,
mencium dan memutuskan sudut pandang berita, memotret, hingga mewawancarai
narasumber.
2.7
Contoh Feature
Gambar
1.
Feature Science
Feature diatas merupakan jenis feature science. Yakni feature mengenai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ditandai oleh kedalaman pembahasan dan objektivitas pandangan
yang dikemukakan, menggunakan data dan informasi yang memadai. Terdiri dari judul, lead, jembatan,
batang, dan penutup. Judul “Kelak Jadi Alternatif Pengganti Benang Impor" memiliki sisi menarik dan memancing pembaca untuk mendalami isinya.
Sedangkan lead yang digunakan merupakan lead deskriptif. "Berinovasi dengan tanaman herbal merupakan kegemaran Siti Nurjannah (22), mahasiswa kedokteran hewan Universitas Brawijaya. Ia sudah dua kali mengajukan proposal Program Kreativitas Mahasiswa dan berhasil memperoleh dana penelitian". Bahasa yang digunakan dalam feature di
atas bersifat prosaik namun faktual dan membahas secara detail mengenai temuan
mahasiswa UB tersebut. Isinya kronologis dan berurutan, mendeskripsikan suasana
serta profil peneliti, dan diselingi beberapa kutipan ucapan narasumber.
Setelah itu feature tersebut diakhiri
dengan penutup ringkasan.
Contoh lain dari feature yakni:
Janda
Pejuang Diberi Cuma Rp50 ribu
Ditonton ribuan pasang mata, dua
janda veteran perang gerilya dipanggil lewat pelantang agar memasuki lapangan
Ambarita. Pukul 11.00 siang itu, 17 Agustus 2013, pengibaran bendera Merah
Putih baru saja kelar dalam upacara peringatan dirgahayu Republik Indonesia.
Salah satu janda pejuang sempat
terpinga-pinga setelah pejabat Kecamatan Simanindo menyalamkannya sepucuk
amplop putih. “Apa ini, Pak?” tanya dia kepada aparat yang menjabat tangannya.
Dijawab
bahwa isi amplop adalah sekadar bantuan dana tali asih bagi janda bekas pejuang
kemerdekaan.
“Oh,
terima kasih untuk kalian.” Si nenek pun semringah, lalu kembali duduk.
Beberapa
birokrat, anggota DPRD Samosir, dan tokoh masyarakat yang duduk di podium
bertepuk tangan.
Saya
menghampiri kedua istri veteran itu. Terlihat mereka diam-diam membuka amplop.
Isinya …, olala! Hanya satu lembar uang pecahan Rp50 ribu.
Ditanya
bagaimana perasaannya memperoleh bantuan berupa uang receh, Tiorina Nainggolan
(82 tahun), salah satu janda veteran, berkomentar singkat: berapa pun
jumlahnya, “Terima kasih kepada pemerintah.”
Suami Tiorina Nainggolan, Martogu
Rumahorbo, meninggal pada 1994. Martogu ikut berperang di hutan Harangan
Ganjang, Kabupaten Simalungun, sebelum dan sampai tahun 1945. Karena kendala
administrasi, Martogu mesti berupaya selama sepuluh tahun sebelum akhirnya
mendapat dana tunjangan kehormatan veteran dari negara. Kini istrinyalah,
Tiorina, yang mencairkan dana Rp1 juta lebih sedikit itu saban bulan dari
kantor pos.
Gambar 2. Feature
Kemanusiaan
Berita
di atas termasuk feature kemanusiaan karena
mengisahkan kejadian yang menyentuh perasan tentang seseorang. Membuat pembaca
merenung dan mendapat hikmah/pembelajaran atau inspirasi. Feature dalam surat kabar lokal tersebut memuat cerita yang tidak
biasa diliput oleh wartawan pada umumnya, yang sering luput dari perhatian.
Jurnalis tersebut sangat jeli dalam memburu sudut pandang yang nyeleneh dari rutinitas peringatan HUT
RI 17 Agustus. Judul yang diciptakan mengundang simpati pembaca. Kemudian feature diawali dengan lead bercerita
menggunakan diksi prosaik. Sehingga seolah-olah pembaca benar-benar melihat
langsung kejadian berita. Setelah itu dilanjutkan dengan inti yang kronologis
dan memuat beberapa kutipan ucapan si nenek janda veteran. Kegigihan penulis feature akan terlihat dari isi berita yang
tajam dan menarik. Siapa yang tahu jika isi amplop hanya Rp. 50 ribu jika
penulis tidak mendekati narasumber. Berita diposisikan menyentuh pembaca dengan
pancingan tanggapan si nenek mengenai bantuan yang hanya recehan tersebut. Sehingga
pembaca menangkap suatu nilai kisah yakni tak sebandingnya penghargaan dengan
jasa namun ditanggapi dengan ikhlas dan bahagia oleh si nenek. Terakhir, berita
ditutup dengan deskripsi si nenek janda veteran.
Kami menangkap
pelajaran bahwa penentuan sudut pandang cerita harus ditentukan sebelum memburu
berita bukan ketika akan memulai menulis berita. Sehingga data-data yang
diperlukan lebih fokus dan pemburuan berita lebih efektif. Penulisan feature ternyata memiliki seni
tersendiri dalam pembuatannya.
BAB
3. KESIMPULAN
Feature
adalah tulisan hasil reportase (peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa
yang bersifat memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta
menggugah simpati atau empati pembaca. Penulisan ini tidak terikat oleh 5W + 1H
dan tidak terikat waktu. Berbeda dengan berita langsung, Feature dipandang tidak harus sesegera mungkin disampaikan kepada
pembaca. Struktur feature terdiri
atas judul, lead, jembatan, batang, dan penutup.
DAFTAR
PUSTAKA
Asep. 2013. Pengertian, Unsur, dan Jenis-Jenis Feature.
Diunduh melalui http://www.rumpunnektar.com/2013/12/pengertian-unsur-dan-jenis-jenis-Feature.html pada tanggal 05
Desember 2014
Jawa Pos. 2014. Limbah di Injeksikan ke Tebing. Ancaman
Longsor Menghilang. Jawa Pos
Julian Harris.
2009. The Complete Reporter. Macmillan Publishing: New York
Pasaribu, T. Almando. 2011. Berkarya dengan Teras :
Lead. Diunduh melalui http://pelitaku.sabda.org/berkarya_dengan_teras_lead
tanggal 13 Desember 2014
Pasaribu,
Rondang. 1995. Bagaimana Mengelola
Penerbitan Media Sekolah. Yogyakarta: Kaninus
Siahaan, Jarar.
2013. Berita Feature Pendek. Diunduh
melalui http://www.
nonfiksi.com/2013/12/4.html tanggal 07 Desember 2014
Slamet, Soeseno.
2000. Teknik Penulisan Ilmiah Populer; Kiat Menulis Non Fiksi Untuk Majalah.
Gramedia Pustaka Utama
Williamson.
2006. Feature Writing for Newspeper. Hastings House: New York