Kamis, 01 Januari 2015

OTITIS PADA HEWAN KECIL


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Otitis merupakan inflamasi telinga yang ditandai dengan nyeri, demam, hilangnya pendengaran, tinitus dan vertigo. Inflamasi dapat terjadi di saluran telinga luar (otitis eksterna), telinga tengah (otitis media), dan telinga dalam (otitis interna). Otitis pada telinga luar sering terjadi karena telinga bagian luar lebih sering kontak dengan benda asing, bakteri, jamur, ear mites dan air yang kotor. Otitis dapat ditemukan pada hewan kecil dan hewan besar domestik seperti anjing, kucing, kelinci, ruminansia, kuda, babi, dan unta. Penyakit ini dapat menyerang segala usia. Pada kucing, otitis eksterna sering terjadi. Penyakit ini menyerang 2-10 % dari sejumlah kasus penyakit pada kucing. Sebagian besar kasus otitis disebabkan oleh otodectes.
Penting bagi mahasiswa kedokteran hewan untuk mengetahui studi kasus otitis. Sehingga dalam makalah ini akan dijabarkan perihal otitis pada hewan kecil.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana etiologi dari penyakit Otitis?
2.      Bagaimana patofisiologi dari penyakit Otitis?
3.      Bagaimana cara mendiagnosa penyakit Otitis?
4.      Apa terapi yang digunakan untuk penyakit Otitis?
5.      Bagaimana cara pencegahan penyakit Otitis?

1.3  Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui etiologi dari penyakit Otitis.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi dari penyakit Otitis.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui cara mendiagnosa penyakit Otitis.
4.      Mahasiswa dapat mengetahui terapi yang digunakan untuk penyakit Otitis.
5.      Mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan penyakit Otitis.
  
BAB II
ISI

2.1 Definisi
Otitis merupakan inflamasi telinga yang ditandai dengan nyeri, demam, hilangnya pendengaran, tinitus dan vertigo. Inflamasi dapat terjadi di saluran telinga luar (otitis eksterna), telinga tengah (otitis media), dan telinga dalam (otitis interna).
Otitis eksterna adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya peradangan dari liang telinga luar. Liang telinga luar dimulai dari gendang telinga sampai ke telinga bagian luar. Otitis eksterna umumnya dikenal sebagai Swimmer's ear. Otitis eksterna pada hewan dibedakan berdasarkan kausanya yaitu otitis eksterna parasitik dan otitis eksterna non parasitik. Otitis media adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada telinga tengah. Telinga tengah adalah bagian sebelah dalam dari telinga yang terletak antara gendang telinga dan telinga dalam.
Otitis media dibagi menjadi dua kelas yakni otitis media akut dan kronis. Otitis media akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah dan terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu yang ditentukan oleh adanya cairan di telinga atau gangguan dengar, serta gejala penyerta lainnya. Otitis media kronis adalah infeksi menahun pada telinga tengah. Kondisi patologi jaringan irreversible yang disebabkan oleh episode berulang otitis media akut yang tak tertangani.
Gambar 1. Anatomi telinga anjing

2.2 Etiologi
Secara umum, penyebab otitis eksterna pada hewan dibedakan menjadi tiga kategori yakni dasar (parasit, fungi, dermatofit, virus, dsb), rentan (virus immunosupresan, penyakit sistemik), habitual (bakteri opportunistik). Sumber lain mengatakan bahwa otitis eksterna parasitik disebabkan oleh Otodectes sp, sarcoptes, demodex, dan notoedres dengan infeksi sekunder. Otitis eksterna non parasitik disebabkan Pseudomonas (41%), Streptokokus (22%), Stafilokokus aureus (15%) dan Bakteroides (11%) Proteus spp, Pseudomonas sp, Candida spp, Pitycosporum dan benda asing.
Selain itu faktor predisposisi lain dari otitis yakni:
a.       Kotoran
b.      Bulu-bulu yang terlalu berlebihan dalam telinga anjing akan membuat anjing lebih rentan untuk mengalami infeksi dan radang telinga. Hal ini akibat dari aliran udara yang berkurang. Kurangnya sirkulasi udara menciptakan lingkungan yang hangat dan lembab, sebagai tempat untuk pertumbuhan kuman penyakit.
c.       Jamur yang seringkali menjadi penyebab infeksi telinga anjing adalah Malassezia pachydermatis. Disisi yang berbeda, infeksi telinga pada anjing akibat bakteri biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus intermedius dan Pseudomonas aeruginosa.
d.      Alergi makanan dan alergi yang disebabkan oleh kutu dapat menyebabkan infeksi telinga kronis pada anjing. Penyebab lain dari infeksi telinga pada anjing adalah pertumbuhan tungau telinga infeksi telinga kronis juga dapat terkait dengan hipotiroidisme.
e.       Infeksi telinga anjing juga dapat disebabkan oleh sekresi berlebihan dan penumpukan kotoran telinga. Anjing yang suka berenang lebih rentan untuk menderita infeksi telinga, karena air dapat memberikan lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.

2.3 Gejala Klinis
Gejala klinis yang ditunjukkan oleh penderita ostitis yakni:
a.       telinga terlihat tidak nyaman dan sering kali menggoyang/menggeleng-gelengkan kepala, mencakar-cakar telinga atau menggosok-gosokkan telinga/kepala pada dinding, atau benda lain.
b.      muncul cairan kotor dan kadang-kadang disertai bau tidak sedap dari dalam telinga.
c.       Cakaran atau goyangan kepala yang terus menerus dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan hematoma (aural hematoma/ otematom) sehingga telinga menjadi bengkak, terasa hangat bila diraba dan ada penumpukan cairan di bawah kulit telinga.
d.      infeksi telinga mempengaruhi mata
e.       Lebih lanjut, otitis dapat berkembang lebih parah dan mempengaruhi syaraf pendengaran dan syaraf lainnya. Tanda-tanda lain yang dapat terlihat bisa berupa posisi kepala atau wajah yang selalu miring-miring dan tidak mampu berjalan mengikuti garis lurus.
f.       Tumor/polip dapat saja tumbuh di telinga atau saluran telinga. Tumor/polip ini bisa muncul sebagai akibat infeksi telinga yang berkepanjangan

2.4  Diagnosa
Metoda yang paling sering dan mudah digunakan adalah memeriksa telinga dengan menggunakan alat yang disebut otoskop. Dengan alat ini dokter hewan dapat melihat keadaan telinga  bagian luar dan tengah termasuk saluran telinga. Tes lain yakni dengan cara mengambil kotoran di dalam telinga, kemudian diperiksa menggunakan mikroskop. Dari kotoran tersebut di diketahui kondisi dan penyebab radang telinga. Pemeriksaan darah di laboratorium kadang-kadang diperlukan untuk mendiagnosa otitis yang disebabkan gangguan hormon.

2.5  Patogenesis
a.      Otitsi eksterna
Anatomi telinga kucing yang berlekuk atau karena sisa cotton bud saat pembersihan menyebabkan timbunan air masuk kedalam telinga ketika hewan peliharaan dimandikan (grooming). Kemudian kulit disekitar telingan akan menjadi basah, lembab, hangat dan gelap. Berkurangnya lapisan protektif juga bisa menimbulkan oedema epitel skuamosa. Akhirnya dihasilkan cairan eksudat dan inflamasi pada telinga sehingga timbul keinginan hewan untuk menggaruk karena gatal yang ditimbulkan. Rasa gatal tersebut memicu terjadinya iritasi, berlanjut ke infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Keadaan trauma lokal ini dapat mendukung pertumbuhan parasit seperti bakteri, parasit, jamur dan virus.
Berlangsungnya masa infeksi dapat menyebabkan perubahan suhu yang signifikan pada kucing dan mengakibatkan rasa tidak nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan pus yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran gelombang suara menjadi terhambat dan terjadilah penurunan desibel suara.
Gambar 2. Otitis eksterna pada kucing

b.      otitis media interna
Salah satu patogenesis dari otitis media interna ialah otitis media supuratif kronik dimana patogenesisnya belum diketahui secara terperinci, namun dalam hal ini merupakan stadiumm kronis dari otitis media akut dengan perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus dari telinga. Perforasi sekunder dapat terjadi kronis tanpa kejadian infeksi pada telinga tengah misal perforasi kering. Keadaan kronis ini lebih berdasarkan keseragaman waktu dari pada keseragaman gambaran patologi. Ketidakseragaman ini disebabkan karena proses peradangan yang menetap atau kekambuhan ini ditambah dengan efek kerusakan jaringan dan pembentukkan jaringan parut.
Secara umum gambaran yang ditemukan pada otitis media supuratif kronik ialah adanya perforasi membrana timpani di bagian sentral. Ukurannya dapat bervariasi. Dalam proses penyembuhan dapat terjadi penumbuhan epitel skuamosa ke dalam telinga tengah. Pertumbuhan keadaan ini dapat menutupi tempat perforasi saja atau dapat mengisi seluruh cavum telinga tengah. Kadang-kadang perluasan lapisan dapat mengakibatkan pembentukkan kolesteatom secara sekunder. Dapat pula terjadi terjadi pembentukkan membrana timpani atrifik dua lapis tanpa unsur jaringan ikat. Membrana ini cepat rusak pada periode infeksi aktif.
Bervariasinya mukosa sesuai stadium penyakit. Dalam periode tenang, akan tampak normal kecuali bila infeksi telah menyebabkan penebalan atau metaplasia mukosa menjadi epitel transisional. Selama infeksi aktif, mukosa menjadi tebal dan hiperemis serta menghasilkan mukopurulen. Seusai pengobatan, penebalam mukosa dan sekret mukoid menjadi menetap dikarenakan disfungsia tuba eustachius. Faktor alergi  dapat menjadikan perubahan mukosa secara menetap.
Tulang-tulang pendengaran dapat menjadi rusak atau tidak bergantung pada beratnya infeksi sebelumnya. Processus longsu inkus telah mengalami nekrosis karena penyakit trombotik pada pembuluh darah mukosa yang mendarahi inkus ini. nekrosis ini jarang ditemukan pada maleus dan stapes, kecuali jika terjadi pertumbuhan skuamosa secara sekunder ke arah ke dalam sehingga arkus stapes dan lengan maleus dapat rusak. Proses ini bukan disebabkan oleh osteomielitis tetapi disebabkan oleh terbentuknya enzim osteolitik atau kolagenase dalam jaringan ikat subepitel.
Gambar 3. Otitis media
  
2.6 Pengobatan
Pengobatan terhadap otitits baik otitis media/interna serta otitis eksterna menurut Moriello (2013) adalah sebagai berikut:
a.      Otitis Media/Interna
Pengobatan otitis media ataupun interna akan berhasil apabila dilakukan sejak dini. Kasus otitis yang bersifat kronis akan mengakibatkan sulitnya pengobatan atau akan kambuh kembali setelah pengobatan dilakukan dan hewan sudah tidak menunjukkan gejala klinis. Ketika otitis eksterna terjadi disertai otitis media / interna, harus dilakukan pemeriksaan ketat terhadap adanya tungau ataupun benda asing lainnya pada telinga, seperti adanya kotoran ataupun discharge yang disebabkan oleh bakteri. Banyak bakteri aerob dan anaerob telah dikultur dari telinga hewan penderita otitis media / interna atau akibat adanya infeksi yang disebabkan oleh Malassezia spp dan Pseudomonas spp (pada hewan kecil); Streptococcus suis (pada babi); Streptococcus spp (pada kuda); Mycoplasma spp (pada kambing); dan Mannheimia haemolytica, Pasteurella multocida, Histophilus somni, dan Mycoplasma bovis (pada sapi). Selain itu, beberapa patogen lainnya yang dapat ditemukan dari kultur otitis misalhnya baketri-bakteri coliform, Staphylococcus spp, Neisseria spp, corynebacteria, dan Arcanobacterium pyogenes . Isolasi bakteri patogen atau tungau dari telinga dapat membantu pengobatan di awal infeksi.
Tungau (jika terdapat) harus ditangani dengan agen antiparasit sistemik yang sesuai. Acaricides topikal dapat diberikan ke dalam sal;uran telinga luar setelah (teinga luar) dibersihkan. Infeksi bakteri harus diobati menggunakan  antimikroba sistemik ang sesuai berdasarkan hasil kultur dan kepekaan mikroba.Jika membran timpani masih utuh, kultur dapat didapatkan dengan melakukan insisi myringotomy menggunakan kateter. Aspirasi cairan telinga dapat dilakukan, namun apabila tidak mungkin, dapat dilakukan dengan cara memberikan 0,2 mL air steril ke dalam bulla, selanjutnya cairan diambil kembali untuk dikultur.
Selain terapi menggunaka antimikroba dan / atau anthelmintik, saluran telinga eksternal harus dibersihkan dan di-flush jika terjadi otorrhea atau otitis eksterna; saline fisiologis atau larutan antiseptik seperti iodine, chlorhexidine, atau hidrogen peroksida, dapat digunakan untuk flushing. Steroid atau NSAID dapat membantu mengurangi peradangan dan rasa sakit yang terkait dengan otitis media / interna. Ulserasi kornea, hematoma aural, dan infeksi yang terjadi secara bersamaan dengan otitis juga harus diobati dengan tepat, Selain itu hewan harus dihindarkan untuk melakukan self-injury (misalnya menggaruk yang berlebihan).
Jika pengobatan menggunakan antimikroba, antihelmintik dan antiinflamasi tidak menunjukkan hasil yang baik, myringotomy (perforasi membran timpani) dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan dan memungkinkan kultur dan drainase cairan dari rongga timpani. Dalam kasus-kasus kronis, diperlukan osteotomy bula atau ablasi kanal telinga total untuk membuat drainase yang memadai dan memungkinkan lavage yang efektif. Tabung tympanostomy dapat ditanamkan ke dalam membran timpani setelah myringotomy untuk memungkinkan drainase yang berkelanjutan.
Diagnosis dan pengobatan otitis media / interna dini dapat mengakibatkan resolusi lengkap dari infeksi dan tanda-tanda klinis. Namun, dengan kasus yang parah, kronis, atau tidak responsif, harus diperhatikan adanya defisit neurologis dan gangguan pendengaran dapat bertahan bahkan jika infeksi teratasi. Pada hewan kecil, otitis media dapat diterapi hanya dengan operasi (abalation saluran telinga total), terutama jika bakteri resisten yang menginfeksi
b.      Otitis Eksterna
Pengobatan dapat diawali dengan melakukan anamnesa untuk mengetahui penyebab terjadinya otitis eksterna untuk menentukan apakah pengobatan, penyebab primer, sekunder, maupun faktor predisposisi perlu diperhatikan (diidentifikasi, dan diobati). Pengobatan terhadap nyeri atau pruritus yang ditimbulkan harus disertakan dalam serangkaian pengobatan pada tahap awal. Tramadol dapat diberikan pada 5 – 7 hari pertama dengan dosis 5 mg / kg (PO, tid) akan cukup membantu. Selain itu, otitis eksterna adalah salah satu kondisi dermatologi sehingga dalam hal ini glukokortikoid digunakan secara bersamaan dengan antimikroba. Glukokortikoid menurunkan pembengkakan pada saluran telinga dan dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan pengobatan. Prednison atau triamcinolone paling sering digunakan. Jangka waktu tergantung pada berat hewan penderita. Kebersihan telinga merupakan satu hal yang cukup penting; khususnya, rambut dari daerah pra dan periauricular harus dipotong, serta rambut dari permukaan pinnae dalam. Hal ini akan memudahkan pembersihan dan pengobatan pada telinga.
Pengobatan yang efektif adalah dengan terapi antimikroba baik topikal maupun sistemik, bersama dengan pereda nyeri dan glukokortikoid. Lamanya pengobatan bervariasi dari 7-10 hari hingga lebih dari 30 hari, tergantung pada diagnosis. Dalam pengobatan otitis externa akut (karena bakteri), agen antibakteri dalam kombinasi dengan kortikosteroid dapat mengurangi eksudasi, nyeri, bengkak, dan sekresi kelenjar.
Terapi sistemik harus dilakukan pada kasus otitis eksterna, terutama apabila diduga terjadi otitis media. Kegagalan terapi menggunakan antimikroba sistemik merupakan penyebab penting penyakit telinga kronis pada anjing. Antibiotik sistemik harus digunakan apabila neutrofil atau bakteri nbentuk batang (bacil) ditemukan pada hasil pemeriksaan sitologi, dalam kasus kegagalan terapi dengan agen antimikroba topikal, infeksi telinga berulang (bersifat kronis), dan dalam semua kasus otitis media. Infeksi jamur pada anjing dapat diobati dengan ketoconazole 5 mg / kg / hari (PO) selama 15 – 30 hari. Ketoconazole tidak boleh digunakan pada kucing; itrakonazol 2 – 3 mg / kg / hari selama 15 – 30 hari.
Jangka waktu pengobatan bervariasi tergantung pada kasus yang terjadi pada msing-masing individu, tetapi harus dilakukan terus s infeksi teratasi berdasarkan pemeriksaan ulang sitologi serta hasil kultur. Hewan dengan infeksi bakteri dan jamur harus diperiksa secara fisik, dengan dievaluasi mengguanakan pengujian sitologi setiap minggu sampai tidak ada bukti adanya infeksi. Untuk kasus yang paling akut, terapi memerlukan waktu 2 – 4 minggu. Kasus kronis memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menyembuhkan secara total, dan dalam beberapa kasus, terapi harus dilanjutkan tanpa batas.
Methicillin-resistant Staphylococcus intermedius dan Pseudomonas otitis (disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa) adalah penyebab otitis yang sulit untuk dihilangkan karena perkembangan resistensi terhadap antibiotik yang palng umum digunakan. Infeksi sering bersifat kronis dalam sebagian besar kasus yang terjadi (labih dari 2 bulan) dan ditandai dengan eksudasi supuratif, ulserasi epitel yang cukup parah, nyeri, dan edema dari kanal. Keberhasilan pengobatan cukup bervariasi dan harus mencakup langkah-langkah berikut: 1) mengidentifikasi penyebab utama dari otitis dan mengelolanya, 2) menghapus eksudat melalui irigasi dari saluran telinga, 3) mengidentifikasi dan mengobati otitis media secara bersamaan, 4) memilih antibiotik yang sesuai berdasarkan hasil kultur dengan tujuan menghambat perkembangan organisme dan menggunakannya pada dosis yang efektif serta durasi yang tepat, dan 5) memberikan pengobatan secara topikal dan sistemik sampai infeksi berhasil dihilangkan secara total (minggu hingga bulan).
Pengobatan terbaik otitis kronis adalah dengan melakukan pencegahan. Selain mengidentifikasi penyebab otitis akut, obat sistemik dan/atau topikal harus dipilih berdasarkan hasil pemeriksaan sitologi atau kultur; obat yang digunakan harus berspektrum sempit dan spesifik. Aminoglikosida dan antibiotik fluorokuinolon tidak boleh digunakan kecuali benar-benar diperlukan. Akan tetapi, banyaknya produk topikal yang mengandung kombinasi glukokortikoid, antibiotik, dan obat antijamur, sangat penting untuk mendidik pemilik mengenai penggunaan yang tepat (frekuensi dan durasi). Polimiksin B dan antibiotik fluorokuinolon telah menunjukkan keberhasilan terbaik dalam mengendalikan infeksi Pseudomonas dalam kasus di mana resistensi telah diidentifikasi melalui kultur. Namun, resistensi berkembang untuk fluoroquinolones.

2.7 Prognosis
Prognosis pada kasus otitis eksterna maupun media/interna cukup baik, akan tetapi prognosis  bergantung pada penyebab pasti terjadinya otitis. Pada sebagian besar kasus, otitis biasanya memiliki prognosis yang baik apabila dilakukan pengobatan secara rutin. Kasus kronis biasanya membutuhkan perawatan untuk mengatasi sepenuhnya. Dengan diagnosa penyakit yang tepat, pembersihan telinga secara rutin dan pengobatan yang tepat dan segera, dalam waktu 2 minggu sebagian besar kasus infeksi telinga dapat sembuh dan kembali seperti semula. Beberapa kasus otitis yang disebabkan oleh alergi, gangguan hormon atau sistem kekebalan tubuh, lebih sulit ditangani dan memerlukan waktu agak lama untuk mendiagnosanya. Jika infeksi telah berlangsung lama dan parah, ada kemungkinan  kemampuan pendengaran kucing tidak dapat kembali seperti semula.

2.8 Pencegahan
Pencegahan baik otitis media/interna amupun otitis eksterna dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan telinga, apabila diperlukan dapat dilakukan pemotongan rambut area telinga untuk memudahkan membersihkan telinga serta untuk menghindari adanya tungau yang bersarang pada telinga. Selain itu kebersihan area kandang juga perlu diperhatikan agar kemungkinan adanya mikrooprganisme atau benda-benda yang dapat menembus teling dan menyebabkan otitis.

BAB III
STUDI KASUS

Seekor kucing dibawa pemiliknya ke klinik dengan keluhan sering menggaruk telinga dan muncul cairan busuk dari lubang telinga. Gejala klinis yang ditemui yakni kucing sering menggelengkan kepala, memiringkan kepala, dan telinga terlihat bengkak. Selain itu jika diraba pada pangkal telinga, kucing akan marah. Dokter hewan mendiagnosa otitis.
  
DAFTAR PUSTAKA

Ainul M. 1998. Tesis Faktor Predisposisi yang Mempengaruhi Kejadian Omsk Ditinjau dari Aspek Sosial Ekonomi. FK USU, Medan.
Degi, J. 2007. Otitis Externa In Cats-Epidemiologycal Study. Lucrări stiinłifice medicină veterinară vol. Xl: Timisoara
Moriello, Karen A. 2013. Overview of Otitis Media and Interna. Di unduh dari http://www.merckmanuals.com/vet/eye_and_ear/otitis_media_and_interna/overview_of_otitis_media_and_interna.html  tanggal 14 Oktober 2014
Robert. 2010. Feline Otitis: Diagnosis and Treatment. Auburn University
Roxana. 2007. Epidemiological studies of otitis externa at Carnivores. Lucrări stiinłifice medicină veterinară vol. Xl: Timisoara



LAMPIRAN PERTANYAAN DAN JAWABAN

  1. Pertanyaan:
1.      Muh. Husni Rifai
Mitos atau Fakta, ear Treameng dapat menghindari Otitis?
2.      Eka Nora Vitaloka
Bagaimana otitis dapat mempengaruhi mata? Kapan terjadinya?
3.      Veronika Julie
Apa spesies yang biasa menyerang?
Bagaiman bisa menyebabkan vertigo?

B.     Jawaban

1.      Fakta, Manfaat dari tindakan ear trimming selain untuk kosmetika, terapi pasca kecelakaan, tumor, dan lesi adalah untuk mengurangi tingkat penderitaan pada hewan dari infeksi saluran pendengaran. Dengan ear trimming, telinga hewan dapat dibentuk agar tidak menutup lubang telinga sehingga terjaga kebersihan (mudah dibersihkan) dan terjaga kelembabannya.
2.     

Gambar 1. Infeksi telinga yang mempengaruhi mata
Adanya komplikasi polip atau inflamasi yang parah dapat menekan bagian otak lainnya, yaitu saraf wajah (saraf trigeminal yang menghubungkan mata, mulut dan rahang). Selain itu, otitis dapat berkembang lebih parah dan mempengaruhi syaraf pendengaran (auditori) dan syaraf lainnya termasuk syaraf yang mempengaruhi mata (optik, okulomotor, troklear) karena letaknya yang berdekatan di otak. Alasan lain yakni penyebab otitis yang dapat menjalar pada mata (virus, bakteri, fungal, alergen) sehingga terjadi inflamasi mukosa mata.

3.      Spesies yang biasa menyerang otitis eksterna parasitik yaitu Malassezia spp dan Pseudomonas spp (pada hewan kecil); Streptococcus suis (pada babi); Streptococcus spp (pada kuda); Mycoplasma spp (pada kambing); dan Mannheimia haemolytica, Pasteurella multocida, Histophilus somni, dan Mycoplasma bovis (pada sapi). Selain itu, patogen lain yang dapat ditemukan pada kultur otitis adalah bakteri coliform, Staphylococcus spp, Neisseria spp, corynebacteria, dan Arcanobacterium pyogenes

Gambar 2. Posisi kepala miring karena salah satu telinga mengalami infeksi
Otitis dapat berkembang lebih parah dan mempengaruhi syaraf pendengaran dan syaraf lainnya. Tanda-tanda lain yang dapat terlihat bisa berupa posisi kepala atau wajah yang selalu miring-miring dan tidak mampu berjalan mengikuti garis lurus. Adanya serangan vertigo (perasaan berputar) mendadak adalah akibat peradangan pada saraf yang menuju ke kanalis semisirkularis. Hal ini karena otitis akan menyebabkan komplikasi labirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar